Penyakit Diabetes telah dikenal sejak dahulu, Namun patogensinya baru ditemui tahun 1900, penemuan kasus-kasus prankreas pada diabetes dilakukan Josep Von Mering dan Oskar Minkowski, yang pada 1889 bahwa anjing yang pankreasnya diangkat menunjukkan gejala diabetes.
Dan anjing pun mati tak lama setelah itu, kemudian pada tahun 1990, Sir edward Albert Sharpey-Schafer menyatakan, orang-orang yang terserang diabetes yang mengalami kekurangan-kekurangan khusus kimia tunggal yang biasanya diproduksi oleh pankreas, dan ia mengusulkan nama untuk substansi ini dengan Insulin, yang berasal dari bahasa Latin, Insula, yang berarti pulau.
Mengapa pulau? karena yang memproduksi insulin adalah bagian pankreas yang bernama pulau Langerhans, Tahun 1921, Sir Federick Banting dan Charles Herbert mengulang pekerjaan Von Mering dan Minkowski.
Mereka memberi anjing penderita diabetes suatu ekstrak yang berasal dari pulau Langerhans. Ternyata anjing itu sehat. Banting, Best dan rekan mereka lalu memurnikan hormon insulin dari pankreas sapi di University of Toronto, Kanada.
Dari sinilah mulai munculnya insulin untuk terapi diabetes yang efektif, berupa suntik insulin. Untuk penemuan ini Banting dan direktur laboratorium MacLeod menerima hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi dan kedokteran tahun 1932.
Terapinya menyebar cepat ke seluruh dunia, dan Banting dihargai dengan cara merayakan hari lahirnya, 14 Nopember sebagai Hari Diabetes Dunia.
Penggolongan diabetes menjadi diabetes tipe dan tipe 2 baru dilakukan Sir Harold Percival Himsworth, yang dikunjungi pada januari 1936.
Meskipun obat tersedia, diabetes tetap saja menjadi penyebab utama kematian. Di Malta tahun 1927, statistik menunjukkan bahwa kematian yang disebabkan diabetes mencapai 47,7 per 100.000 penduduk.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? Selain dengan obat dan suntik Insulin itu, tentu dengan mengatur pola hidup dan pola makan dengan baik. Selain itu bisa juga dengan rajin mengkonsumsi food supplement. Misalnya, Xanthone yang terkandung didalam kulit buah manggis.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh dr.Purwati, seorang dokter dan praktisi kesehatan di Jakarta, terhadap tujuh pasien penderita penyakit kencing manis selama sepuluh hari yang mengkonsumsi ektrak kulit buah manggis, terbukti bahwa ekstrak ini mampu menurunnkangula darah tujuh orang pasien dari 205,0 menjadi 116, 86mg/dl.
Tapi penurunan ini bervariasi di antara semua pasien itu.Tapi, apakah untuk mendapatkan Xanthone kita harus mengadopsinya dari luar negeri atau menggiling kulit manggis dulu untuk kemudian meminum udara? tidak. Sekarang, teknologinya sudah ada di Indonesia.
Produk yang terbuat dari ekstrak kulit manggis tersebut adalah Garcia. Garcia dikemas dalam bentuk kapsul, mengandung Xanthone yakni zat yang terkandung dalam kulit buah manggis tersebut. dikutip dari : Harian Umum Pikiran Rakyat
GARCIA
Anda pasti mengenal buah manggis, bukan? ya. Dan, bagaimana rasanya? Tentu enak, manis, dan menggemaskan.
Lalu, apakah Anda pernah memakannya sampai dengan kulit-kulitnya?. Bagi Indonesia, buah manggis merupakan salah satu komoditas ekspor. Tapi, hingga saat ini, jumlah ekspornya tak sampai 10% dari total produksi. Jadi, masih tergolong sangat rendah.
Sementara di dalam negeri, yang dimanfaatkan orang hanya daging buahnya. Sedangkan kulitnya dibuang karena dianggap tak layak.
Tapi, seperti perkembangan ilmu dan teknologi, orang lalu mencari zat-zat alami pada buah itu yang berkhasiat untuk kesehatan. Ternyata, buah ini sangat kaya dengan zat ajaib yang disebut xanthone, yang dapat mencegah berbagai penyakit. Terdapatnya justru di kulit buahnya itu.
Dan, zat ini tak ditemukan di buah-buahan lain. Karena itu, di kalangan medis dan farmasi, manggis dijuluki ratu buah alias ratu segala buah. Selain itu, kulit manggis juga mengadung katekin, potasium, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin B6. Semua ini sangat dibutuhkan tubuh.
Xanthone ditemukan ilmuwan Jerman tahun 1855. Ia dikenal sebagai tingkat antioksidan tinggi dan bahan aktif yang stabil dalam keadaan panas atau dingin, termasuk di dalam tubuh manusia. Kulit manggis mengandung antioksidan 17.000-20.000 orac per 100 ons.
Padahal, bahan lain berkadar antioksidan tinggi, seperti wortel dan jeruk, hanya 300 dan 2.400. Orac adalah singkatan dari kapasitas absorbansi radikal oksigen, yakni kemampuan antioksidan menetralkan radikal bebas penyebab penyakit.
Karena itu, xanthone mampu menjadi pelindung sel pada proses oksidasi, penuaan, atau perusakan oleh radikal bebas. Sifatantioksidannya melebihi vitamin E dan vitamin C.
Itulah sebabnya xanthone dapat berperan sebagai antilelah, anti-inflamasi, antiaging, antiparkinson, antialergi, antialzheimer, dan membantu tubuh menurunkan gula darah, menururnkan kolesterol, tekanan darah, melindungi jantung, mencegah kebutaan, serta mencegah infeksi oleh bakteri, virus, dan jamur.
Pada tahun 2002 ditemukan fakta bahwa xanthone efektif menghambat kanker hati, kanker lambung, dan kanker paru. Seorang peneliti Thailand, 2004, menemukan, pericarp kulit buah manggis efektif melawan kanker payudara. Dan khasiatnya jauh lebih efektif daripada obat.
Nah itulah salah satu manfaat dari kulit buah manggis yang berguna dan bermanfaat bagu tubuh kita, dengan adanya asrtikel ini semoga berguna bagi kita semua,dan menambah wawasan kita dibidang kesehatan alamiah.